NAMA : Annisa Rimadhani
KELAS : 2P52
NIM : 13.230.0113
SISTEM
INFORMASI MANUFAKTUR
MUTIARA
BATIK
ALAT DAN
BAHAN MEMBUAT BATIK
1) Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan
membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu.
Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah
dipindah-pindah.
2) Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang
dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori
yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si
pembatik secara tidak sengaja.
3) Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat
dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah
diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
4) Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa
digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa
diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain.
Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan
untuk membatik.
5) Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak
terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
6) Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang
memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu
aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat
dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu
digunakan untuk membatik.
Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin
baik karena kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam
panas akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik.
7) Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau
mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting
ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting
perlahan menggunakan bahan teflon.
8) Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun.
Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain
batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya
kain yang diinginkan.
Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena
biasanya kain tersebut diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut
dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.
Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori,
diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari
suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.Namun
di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan
ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini
sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli
kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk
menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.
9) Malam (Lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik.
Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil
kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan
menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam
(lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat
dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.
10) Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik.
Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk
dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
11) Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik.
Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan,
terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat
diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa,
dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses
membatik memerlukan waktu yang cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik
sangat luas dan coraknya cukup rumit.
PROSES
PEMBUATAN BATIK
Tahapan-tahapan
dalam proses pembuatan batik:
1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
PERAWATAN
BATIK
Perawatan
dan penggantian fasilitas produksi batik dilakukan dalam rangka mempertahankan
tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini
perlu disusun jadwal rutin mengenai saat perawatan sesuai dengan kemampuan
tenaga kerja bagian servis tetapi jangan smpai baru diperiksa kalau sudah
mengalami kerusakan berat. Jadi perawatan ini merupakan usaha pencegahan
(pretentif), jangan sampai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan
pemeriksaan.
Perawatan
dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang besar karena biasanya
menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan produksi batik dimana dana yang
diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangka waktu pengembaliannya
relatif lama.
Kapan
suatu mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini biasanya
tergantung pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi batik yang
diproduksinya apakah mempunyai standar kualitas yang sama atau tidak serta
bagaimana dilihat dari sudut untung ruginya (secara ekonomis) apakah lebih
menguntungkan diperbaiki sja atau diganti mesin/peralatan yang baru.
Jadi
kegiatan perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbanga-pertimbangan:
-
Dana yang tersedia pada perusahaan.
-
Kebijaksanaan yang diambil perusahaan
-
Standar kualitas produk
-
Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb
Perawatan
ini termasuk dalam bagian kualitas karena gangguan proses yang terbesar di
lantai produksi adalah karena masalah perawatan mesin. Proses perawatan ini
berhubungan dengan umur ekonomis mesin, sekaligus berhubungan dengan lamanya
perawatan yang dilakukan. Informasi mengenai proses perawatan akan sangat
mendukung penjadwalan produksi, sehingga tidak terlalu banyak preemption (penghentian
proses) dalam setiap stasiun kerja.
Proses produksi yang terjadi di setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar nantinya dapat menjadi informasi, stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk saat ini. Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat yang terjadi di setiap stasiun kerja. Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi yang menjadi tolak ukur kualitas produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat menjadi tolak ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
Proses produksi yang terjadi di setiap stasiun kerja perlu didokumentasi agar nantinya dapat menjadi informasi, stasiun kerja mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk saat ini. Penentuan ini dapat dilakukan dengan pencatatan produk cacat yang terjadi di setiap stasiun kerja. Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen. Konsumen memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam spesifikasi yang menjadi tolak ukur kualitas produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat menjadi tolak ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini. Informasi mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.
Di samping itu baju batik dan kain
batik juga memerlukan perawatan khusus agar terjaga kualitasnya sepanjang
waktu. Pembuatan batik tulis, dilakukan dengan cara tradisional dengan
menggunakan tangan secara langsung tanpa bantuan mesin. Canting adalah alat
untuk melukis diatas permukaan kainnya. Jangan kaget jika pada saat pencucian
pertama sampai ketiga maka sisa air pencucian pada kain batik kita agak
kecoklat-coklatan, hal tersebut karena terjadi proses pelepasan
residu dari proses pewarnaan batik tersebut. Tetapi perlu diketahui bahwa
proses pelepasan residu tersebut tidak mempengaruhi kualitas warna batik kita,
karena proses tadi bukan merupakan proses pelunturan warna.
Tips merawat batik tulis:
1. Hindari penggunaan sabun deterjen, karena sifatnya terlalu keras dalam mengikis warna yang menempel pada kain.
2. Mencuci dengan cairan khusus yang banyak dijual di pasaran (lerak) atau shampoo. Larutkan air sampo sehingga tidak ada bagian yang mengental, sehingga tidak merusak warna kain .
3. Mencuci kain batik cukup dengan dikucek lembut, terutama pada bagianyang kotor saja. Tidak perlu diperas, cukup ditarik bagian ujung-ujungnya saja agar kain batik lurus kembali.
4. Hindari menjemur kain/baju batik di tempat yang langsung terkena sinar matahari, cukup dijemur ditempat teduh atau diangin-anginkan saja.
5. Hindari menyetrika langsung kain/baju batik (setrika bagian dalamnya saja) atau lapisi dengan kain lain pada saat disetrika.
6. Hindari menyemprot langsung kain/baju batik dengan parfum atau pengharum badan yang lainnya, karena akan merusak warna pada corak batik.
7. Pada saat menyimpan kain/baju batik di lemari, hindari menggunakan kapur barus dan sejenisnya, karena akan merusak kain. Untuk mengusir ngengat gunakan lada yang dibungkus dengan tissue, letakkan di sudut lemari pakaian.
PENGENDALIAN BENGKEL KERJA
Pengendalian persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu
faktor pembentuk terjadinya barang jadi sehhingga segala sesuatu yang
menyangkut bahan baku harus benar-benar diperhatikan. Masalah tersebut
diantaranya:
-
Bagaimana jumlah bahan baku
yang tersedia tidak kurang karena akan mengganggu jalannya proses
produksi.
-
Bagaiman bahan baku agar jangan
terlalu berlebihan karena merupakan pemborosan kalau terlalu lama.
-
Bagaiman agar biaya ekstra yang
digunakan untuk memesan bahan baku yang kurang (karena mengejar target
jumlah produksi dan kapasitas mesin yang terpakai) tidak terlalu merugikan dan
sebagainya.
Dengan adanya pengendalian bahan
baku maka perusahaan akan berusaha untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi sedemikian rupa agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi
kekuarangan persediaan atau kelebihan persediaan.
Ada suatu cara untuk menentukan
berapa sebenarnya jumlah bahan baku yang perlu disediakan perusahaan dengan
biaya yang paling minimun (dalam arti paling menguntungkan perusahaan). Caranya
adalah dengan menggunakan analisa EOQ (Economical Order Quantity). Dengan kata
lain perusahaan perusahaan kan mempunyai persediaan yang paling menguntungkan
jikamelakukan pemesanan yang ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EOQ
adalah sebagai berikut:
- Jumlah
kebutuhan bahan baku per tahun (B)
-
Biaya pemesanan (BP)
-
Biaya penyimpanan (BS)
-
Harga bahan baku (H)
Rumus EOQ adalah:
Jumlah pemesan ekonomis = 2 X B X BP dibagi H X BS
PENGENDALIAN
KUALITAS BATIK
Dalam
produksi batik ini tetap meningkatkan
ragam desain corak batik, meningkatkan daya saing dengan batik daerah lain
serta meningkatkan kualitas untuk menentukan barang-barang yang rusak dan diusahakan
mengurangi serta mempertahankan pasokan barang-barang yang sudah baik kemudian mengontrol
agar hasil produksi di waktu yang akan datang tidak lagi mengalami penurunan
kualitas dan kerusakan.
Untuk
menentukan apakah barang tersebut rusak atau lebih baik mutunya, maka produksi
kami menentukan produk standar. Sehingga pengendalian kualitas itu dilakukan
sejak awal proses. Barang dalam proses sampai barang jadi sehingga sejak awal
perusahaan dapat menelusuri pada tahap proses yang menyebabkan terjadinya
kerusakan barang. Proses yang perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah
kontrol proses (Process Control), Perawatan (Maintenance),
dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material.
Masih banyak hal lain yang perlu didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga
proses ini dapat mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
Jika pengendalian proses baik maka perusahaan
akan beruntung karena mempunyai andil dalam meminimunkan biaya proses produksi
sebagai berikut:
- Menentukan
standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan, warna, bentuk, harga dsb
dengan memakai peralatan yang standar.
- Mencari
pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan yang dibutuhkan baik mengenai
pemakaian peralatan maupun pemeliharaannya.
- Tujuan
pengendalian kualaitas adalah untuk meminimunkan biaya proses produksi sehingga
dananya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif.
Kualitas Produk
Batik.
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk batik yang harganya murah namun juga produk batik yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk batik yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk batik disini disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk batik yang harganya murah namun juga produk batik yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk batik yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk batik disini disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
Kualitas
Produksi Batik
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk batik yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk batik yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
PENGENDALIAN
PROSES
Metode
yang digunakan produksi kami yaitu mengelola, mengatur, mengkoordinir, dan
mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) ke dalam
suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal
mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
-
Order Control: Perusahaaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga
kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada pesanan tersebut.
-
Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah
besar.
Pengendalian
keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material apakah sudah
sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari
pabrik proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan.
Tahap
dalam pengendalian produksi batik:
1.
Production forecasting
Peramalan produksi batik untuk
mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan
datang,sehingga jika terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian
produksi di masa yang akan datang.
Produksi batik kami menyusun anggaran
operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan kapasitas produksi seoptimal
mungkin, menstabilkan kesempatan kerja karena erdapanya kestabilan dan
kepastian jumlah produksi dimasa yang akan datang.
2.
Routing
Menentukan
urutan-urutan proses dan penggunaan alat produksi batik dari bahan mentah sampai
menjadi produk akhir, sehingga sebelum produksi dimulai masalah sudah tercantum
pada rout sheet.
3.
Schedulling.
Membuat
jadwal proses produksi batik sebagai satu kesatuan dari awal proses sampai
selesai proses produksi batik . Scehedulling ini dilaksanakan untuk mengetahui
berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai dengan urutan-
urutan routenya. Sehingga untuk membantu keberhasilan tahap ini melakukan “time
and mention study” sehingga dapat ditentukan standar hasil kerjanya.
4.
Dipatching
Memberikan
perintah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling
yang dibuat.
5.
Follow up
Menghilangkan
terjadinya penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya
pelaksaan kerja.
PENGENDALIAN
MESIN DAN ROBOTIKA
Membuat batik dengan cara ditulis
menggunakan tangan memang seringkali menghabiskan banyak waktu. Selain itu
proses ini membutuhkan ketelitian dan ketelatenan tingkat tinggi higga akhirnya
bisa menghasilkan suatu karya yang yang sangat luar biasa. Satu hal menjadi
alasan para pengrajin batik adalah ketika mereka membuat batik dengan cara
ditulis tangan maka hasilnya akan jauh lebih baik. kondisi ini pulalah yang
akhirnya menjadi inspirasi banyak pkihak untuk menciptakan mesin batik tulis yang bisa
digunakan untuk membantu para pengrajin batik sehingga bisa menghasilkan batik
dengan cara yang lebih cepat, mudah dan yang paling penting lagi adalah
hasilnya tetap bagus.
Mesin pembuat batik itu sendiri
sebenarnya merupakan robot yang memanfaatkan teknologi komputer yang disebut
dengan computer numeric control (CNC). Mesin ini diharapkan mampu menjadi produk
yang benar-benar mampu membantu para pengrajin batik dalam menciptakan karya
batik. Dengan adanya produk ini pastinya akan banyak memudahkan berbagai
pekerjaan dalam rangka melestarikan kebudayaan batik.
Sistem kerja mesin batik
tulis
Mesin ini seperti mesin printer. Untuk
mendapatkan motif, maka harus membuat design motif dengan menggunakan Software
Corel Draw atau mungkin Paint Windows. Untuk memfungsikan canting mesin, kami harus
memanaskannya hingga suhu sekitar 80 derajat. Dengan harga mesin mulai 40
sampai dengan 80 juta , maka para pengrajin batik kami sudah bisa memanfaatkan
mesin ini.
Selain itu membatik bisa dilakukan lebih cepat
dari pada dengan cara manual menggunakan mesin batik kelowong. Dengan cara
manual membatik pola membutuhkan waktu dua-lima hari. Tetapi dengan mesin ini
dapat selesai dalam waktu lima jam. Mesin ini bekerja menggantikan manusia
dalam proses nglowong, yaitu meletakkan malam di kain dengan
canting sesuai pola yang telah dibuat.
Mesin ini dilengkapi dengan canting yang telah
dimodifikasi layaknya tinta di mesin printer. Canting berbentuk seperti tabung
mini dan dapat diisi dengan malam yang telah dipotong-potong kecil. Malam
dipanaskan di dalam mesin dengan suhu tertentu sehingga tidak mudaah
membeku. Mesin ini akan disempurnakan setelah melalui beberapa kali uji coba,
untuk pemasarannya menunggu rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan
mendapat hak paten dari Kementerian Perdagangan.
Hasil dari mesin ini tentunya lebih unggul dari
yang dihasilkan batik secara manual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar