MAKALAH
PENGANTAR TEKNOLOGI
INFORMASI
RADIO DIGITAL
Dosen: Hari Agung B, M.Kom
NAMA : KURNIA DANANG IHSANI
NIM : 13.230.0114
KELAS
: IP52
STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
RADIO DIGITAL
Pengertian Radio Digital
Radio digital adalah teknologi radio yang mengirimkan informasi menggunakan sinyal digital. Radio digital adalah
generasi penerus dari radio analog. Radio ini memiliki banyak kelebihan seperti
suara yang lebih jernih dibanding radio analog, mutu sinyal yang lebih bagus, dan berbagai fasilitas
lain seperti dapat di-pause, di-rewind, atau disimpan sementara
apabila ingin mendengarkannya nanti.
Daftar isi
Sistem kerja radio
digital
Sistem IBOC bekerja dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digital agar diperoleh kompatibilitas antara penyiaran radio analog dengan penyiaran radio digital, baik pada
radio AM maupun FM. Sistem penyiaran radio digital IBOC yang juga disebut
sebagai “HD-Radio” dikembangkan oleh iBiquity Radio dan secara resmi telah ditentukan sebagai sistem penyiaran radio digital di
Amerika Serikat.
Penyiaran radio digital mengubah informasi
analog menjadi angka-angka biner yang nilainya selalu berubah sesuai dengan besaran sinyal audio analog yang
masuk. Sistem pemancar radio digital mengubah atau menyandikan (encode) sinyal suara analog
yang masuk menjadi bilangan biner untuk dipancarkan. Proses ini disebut sebagai code atau decode (penginterpretasian sinyal analog menjadi sinyal digital dan
penguraian kembali dari sinyal digital menjadi sinyal analog), yang selanjutnya
disebut CODEC.
Setelah studio mengirim sinyal digital ke
pemancar, pemancar radio digital memproses sinyal audio digital yang masuk
untuk dipancarkan. Proses ini disebut modulation. Pesawat penerima radio digital menguraikan kembali (decode) sinyal
digital yang diterima menjadi sinyal audio analog kembali (pada proses yang
berlawanan dari digital ke analog). Proses ini disebut demodulation. Terdapat beberapa cara
untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Cara-cara ini dapat
diuraikan secara matematis yang disebut dengan Algorithm (Algoritma). Dalam menggunakanalgoritma, para pakar dan teknisi dapat membuang komponen-komponen sumber sinyal audio digital yang tidak diperlukan dan hanya meninggalkan
bagian-bagian yang penting saja untuk dipancarluaskan melalui antena dan
selanjutnya direproduksi pada pesawat penerima radio atau pada alat pemutar rekaman.
CODEC algoritma sangat membantu konsep ini
dengan memisahkan dan tidak memancarkan suara-suara yang tidak diperlukan tanpa
mengurangi kualitas suara audio yang telah disandikan (decode) menjadi
informasi analog pada pesawat penerima. Proses pengurangan bit ini dikenal dengan istilah kompresi. Kompresi akan
mengurangi sinyal yang masuk menjadi komponen-komponen penting sedemikian rupa
yang berkibat pada berkurangnya lebar pita saluran transmisi. Kompresi sinyal audio ini menjadi sangat penting untuk mengurangi lebar
pita transmisi siaran digital. Beberapa jenis kompresi algoritma sistem
pengolahan sinyal audio secara digital yang kita kenal adalah AAC, PAC, MP-3 atau HDC. Ini semua merupakan nama dagang dari
sistem kompresi informasi audio digital dan untuk menyatakan hak cipta intelektual dan sekaligus untuk membedakan masing-masing cara kodefikasi algoritma di antara beberapa sistem tadi. Dengan menggunakan HD-Radio
secara digital sinyal yang telah dimodulasikan pada frekuensi yang sama dengan
frekuensi analog yang ada.
Untuk memaksimalkan keunggulan pemrosesan
sinyal digital, kabel fiber optic dipasang di seluruh bagian pusat siaran (broadcast
centre). Dibanding kabel tembaga, fiber optic sangat tahan terhadap interferensi frekuensi radio dan dengung yang ditimbulkan oleh perangkat-perangkat listrik.
Kelebihan radio digital
·
Radio digital memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan radio
konvensional. Suara yang dihasilkannya tahan terhadap gangguan suara dari
sinyal radio lain, sehingga tidak mungkin terdapat tumpang tindih antara
saluran yang satu dengan saluran yang lainnya.
·
Radio digital juga dilengkapi dengan layanan yang bersifat interaktif dan ubiquitous yang berarti kapan saja, dimana saja, dan dengan alat apa saja. Pendengar
akan lebih mudah untuk mengikuti acara voting dan kompetisi-kompetisi yang diselenggarakan stasiun radio. Termasuk
aktivitas dalam sebuah diskusi maupun [[talk sho
·
frekuensi pada radio digital memiliki Single Frequency Network, sehingga pada satu kanal (saluran) dapat
diisi oleh lima sampai enam program radio.
·
radio digital juga memiliki efisiensi daya pancar dan efisiensi infrastruktur, sehingga dapat meminimalisir biaya produksi.
·
Penelitian di Jepang menyatakan bahwa sistem digital broadcast ini dapat dimaksimalkan sebagai alat penyebar informasi potensi bencana,
atau Emergency Warning System (EWS). Dengan sistem
ini, semua perangkat digital seperti radio digital, televisi digital, PDA, komputer yang terkoneksi secara online, penerima pesan di
telepon digital, portabel DVD player digital, bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi mengenai
bencana tersebut kepada masyarakat.
Frekuensi radio digital
Saat ini rentang frekuensi antar stasiun
radio FM yang disepakati adalah 350 KHz. Sedangkan siaran radio digital hanya
memerlukan kurang lebih 60 KHz. Sehingga ruang kosong yang dapat diisi oleh
penyelenggara stasiun radio FM akan semakin lebar. Satu frekuensi dapat diisi
oleh lima-enam program radio.
Radio digital di
Indonesia
Uji coba radio digital
Pada periode Maret-Mei 2006, industri
penyiaran radio digital telah melakukan uji coba dengan menggunakan In-bound on Channel (IBOC) system. Uji coba ini dilaksanakan oleh anggota Forum Radio Jaringan
Indonesia (FRJI), dengan menggunakan siaran Delta 99,1 FM. Uji coba AM IBOC juga dilaksanakan oleh Radio Sangkakala Surabaya, frekuensi 1062 AM. Uji coba akan dilakukan untuk menggunakan system radio Digital DAB
(Digital Audio Broadcasting). Uji-coba DAB ini akan dilaksanakan mulai
bulan Agustus 2006 di radio Prambors, Ramako, Sonora dan I-Radiodengan menggunakan kanal 10D VHF Band III. Pemilihan frekuensi untuk uji
coba siaran ini dipilih secara acak dan merupakan hasil kesepakatan tim.
Sosialisasi radio digital di Indonesia
Transisi radio analog menjadi radio digital
mengharuskan penggunanya untuk mengganti perangkat radio yang ia miliki dari
analog menjadi digital. Perangkat penerima diganti untuk disesuaikan dengan
stasiun pemancarnya. Hal ini menyulitkan pemerintah dan pihak swasta untuk mensosialisasikan penggunaan radio digital di Indonesia, karena pada umumnya masyarakat
enggan apabila harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli perangkat radio baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar