Kelas : 1P52
NIM : 13.230.0115
Kelompok : 3
TUGAS INDIVIDU
PTI (2)
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga makalah ini dapat
selesai dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas Pengantar Teknologi
Informasi di semester satu ini. Makalah yang berjudul RADIO penerima FM.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan waktu yang kami
miliki. Untuk itu segala pendapat, kritik dan saran yang bersifat konstruktif
diharap dapat membantu sempurnanya makalah ini.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari dosen pengampu saya dalam
membimbing untuk mengerjakan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca yang budiman.
Akhirnya semoga Allah SWT mencatat semua
amal yang besar maupun yang kecil dengan ridho dan pahala yang dapat dipetik
melainkan buah amal yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT, semoga Allah SWT
menerima do’a dan harapan ini.
Aamiin...
Pekalongan,
November 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
Modulasi frekuensi (FM) adalah metode untuk menyampaikan
informasi melalui gelombang pembawa dengan memvariasikan frekuensi, Hal ini
berbeda dengan sistem Modulasi Amplitudo (AM) dimana sistem AM amplitudo dari
gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap konstan.
sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui gelombang radio.
Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard Armstrong menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New York pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam aplikasi analog, frekuensi sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding lurus dengan nilai sesaat dari sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan menggeser frekuensi pembawa di antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik ini dikenal sebagai frekuensi-shift keying.
sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui gelombang radio.
Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard Armstrong menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New York pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam aplikasi analog, frekuensi sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding lurus dengan nilai sesaat dari sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan menggeser frekuensi pembawa di antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik ini dikenal sebagai frekuensi-shift keying.
1.2 Fitur
dari sinyal FM
- Fitur yang paling penting dari frekuensi modulasi (FM) adalah ketahanannya pada gangguan sinyal amplitudo. Modulasi ini dilakukan dengan mengubah variasi dalam frekuensi.Artinya, amplitudo gelombang sinyal apapun tidak akan mempengaruhi output audio, asalkan sinyal dari pemancar radio masih dalam jangkauan radio penerima.
- Gelombang FM memiliki sifat ketahanan terhadap noise dan interferensi. Alasan inilah kenapa gelombang FM digunakan untuk transmisi siaran berkualitas tinggi.
- Fitur lain yang penting berkaitan dengan transmisi FM. modulasi audio dapat diterapkan pada tahap pemancar berdaya rendah, dan tidak perlu menggunakan bentuk penguatan linear untuk meningkatkan tingkat daya sinyal ke final.
- Transmisi FM dapat menggunakan amplifier RF non-linear untuk memperkuat sinyal FM di pemancar. Ini lebih efisien daripada penguat RF linear Oleh karena itu, untuk keluaran daya pancar yang sama, pemancar FM lebih hemat energi dibandingkan dengan pemancar lain.
1.3 Konsep
Untuk menghasilkan sinyal FM, frekuensi radio pembawa
harus diubah searah dengan amplitudo dari sinyal audio yang masuk. Ketika
sinyal audio dimodulasi ke frekuensi pembawa gelombang radio,
frekuensi gelombang radio akan bergerak naik dan turun. Tingkat di mana
gelombang bergerak naik dan turun ini dikenal sebagai “Penyimpangan” dan
direpresentasikan sebagai penyimpangan Kilohertz. Misalnya, jika gelombang
sinyal memiliki penyimpangan dari 4 kHz, maka gelombang pembawa dibuat untuk
bergerak di 4 transmisi kHz. FM umumnya menggunakan band antara 88 sampai 108
MHz dengan penyimpangan sekitar 75 kHz. Penyimpangan ini dikenal sebagai ‘band
FM lebar atau WBFM. Sinyal ini memiliki bandwidth yang besar dan mendukung
untuk penyiaran dengan kualitas yang baik. Lebar band (band width)
kurang digunakan dalam sistem komunikasi FM. pada sistem komunikasi dua arah
(seperti HT) menggunakan FM band yang sempit dengan deviasi dari 3 kHz.
1.4 Transmisi FM
FM umumnya digunakan pada frekuensi radio VHF untuk
menyiarkan musik dan percakapan dengan kualitas tinggi. Suara dari siaran TV
normal juga disiarkan menggunakan FM. Band FM digunakan dalam siaran umumnya
disebut lebar FM (wideband FM) atau W-FM. Dalam radio dua arah,
Narrowband FM (N-FM) digunakan untuk menghemat bandwidth. Selain itu, FM juga
digunakan untuk mengirim sinyal ke ruang angkasa. Wideband FM (W-FM)
membutuhkan bandwidth yang lebih lebar daripada sistem modulasi amplitudo (AM)
dengan sinyal modulasi yang setara, tetapi sinyal Wideband FM lebih tahan
terhadap noise dan interferensi. Frekuensi modulasi juga lebih tahan dari efek
suara yang kurang jelas.
Radio penerima FM menggunakan detektor khusus untuk sinyal FM dan terkadang detektor ini menunjukkan fenomena yang disebut efek Capture, yang mana tuner dapat dengan jelas menerima sinyal dari dua stasiun disiarkan pada frekuensi yang sama. Sebuah sinyal FM juga dapat digunakan untuk membawa sinyal stereo,dengan menggunakan multiplexing dan demultiplexing sebelum dan setelah proses FM.
Radio penerima FM menggunakan detektor khusus untuk sinyal FM dan terkadang detektor ini menunjukkan fenomena yang disebut efek Capture, yang mana tuner dapat dengan jelas menerima sinyal dari dua stasiun disiarkan pada frekuensi yang sama. Sebuah sinyal FM juga dapat digunakan untuk membawa sinyal stereo,dengan menggunakan multiplexing dan demultiplexing sebelum dan setelah proses FM.
BAB II
ISI
A. Uraian Materi
Di bawah ini diperlihatkan blok diagram penerima radio
FM
PENGUAT RF: Penerima AM broadcast dapat bekerja cukup
baik sekalipun tanpa RF amplifier. Hal ini sulit dilakukan untuk sistem FM
bekerja pada frekuensi yang tinggi. Seperti diketahui sistem FM ada yang
bekerja pada 1000 MHz (1GHz). Dengan adanya penguat RF ini maka sistem FM dapat
bekerja pada input sinyal yang lebih rendah dari sistem AM atau SSB, sebab
istem AM dan sistem SSB tidak atau jarang menggunakan penguat RF karena mereka
dapat menekan inherent noise. Dengan kata lain sistem FM dapat bekerja dengan
sensitivitas yang lebih tinggi dari sistem AM dan sistem SSB. Sistem FM dapat
menerima sinyal 1 µV atau kurang jika dibandingkan dengan sistem AM dan SSB
dengan minimum sinyal input 30 uV. Tetapi bila ingin sinyal 1 uV diumpankan
langsung ke mixer, inherent noise yang tinggi yang dihasilkan oleh komponen
aktif mixer akan merusak sinyal input yang 1 uV tadi. Oleh sebab itu sangat
penting untuk menguatkan sinyal 1 µV itu sehingga menjadi 10-20 µV sebelum
diberikan ke mixer. Itu sebabnya dibutuhkan RF amplifier pada sistem FM.
Alasan yang ditemukan diatas sangat penting untuk
diperhatikan untuk sistem FM yang bekerja diatas 1GHz. Pada frekuensi tersebut,
noise internal dari transistor naik ketika gain diturunkan. Noise ini jauh
lebih rendah bila digunakan dioda sebagai mixer pasif dibandingkan transistor yang
aktif.
Sesungguhnya, penggunaan RF amplifier menurunkan
pengaruh frekuensi bayangan dan menurunkan pengaruh efek radiasi lokal osilator
ke antena yang mengakibatkan di transmitnya interfrensi.
FET RF
AMPLIFIER:
Impedansi input yang tinggi dari FET bukanlah dasar
digunakannya FET sebagai komponen aktif pada penguat RF sistem FM. Sebab
pada frekuensi yang tinggi, impedansi input FET akan jauh menurun akibat adanya
kapasitas junctionnya. Adalah suatu kenyataan bahwa tidak selalu impedansi input
merupakan pertimbangan bagi RF amplifier karena untuk frekuensi tinggi
impedansi antena hanya beberapa ratus ohm atau cukup rendah.
Keuntungan utama penggunaan FET karena ia memiliki
distorsi input dan output yang dinyatakan dalam hukum kuadrat sementara tabung
hampa mempunyai hubungan daya 3/2 dan BJT mempunyai faktor eksponensial. Untuk
komponen yang bekerja dengan hukum kuadrat memiliki sinyal output dengan
frekuensi yang sama dengan input dengan distorsi komponen 2 kali lebih kecil
dari frekuensi inputnya, sementara komponen lainnya memiliki distorsi yang
justru lebih besar. Juga dengan FET dapat ditekan terjadinya intermodulasi
distorsi.
PENGUAT RF
DENGAN MOSFET:
Sebuah dual
gate (gate ganda) common Source MOSFET RF amplifier adalah seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah:
Gambar. 8:
Penguat RF Amlpifier dengan MOSFET
Penggunaan
MOSFET gate ganda sebagai penguat RF memberikan keuntungan dapat diisolasinya
input dari pengaruh tegangan AGC. Juga dengan MOSFET diperoleh keunggulan
berupa naiknya daerah dinamis dibandingkan dengan JFET. Dengan kata lain,
MOSFET masih bekerja pada hukum kuadrat pada lebar band yang lebih besar
dibandingkan dengan JFET.
LIMITTER:
Sebuah limitter adalah rangkaian yang mempunyai amplitudo output yang konstant
untuk semua input yang melebihi level tertentu. Dalam sistem penerima FM ini
dibutuhkan untuk menolak ampiltudo modulasi dan variasi amplitodo yang tidak
diingini, yang merupakan noise. Kedua hal itu menyebabkan pengaruh yang tidak
diingini pada loudspeaker. Di samping itu, fungsi limitter juga mencakup AGC
untuk ketika sinyal input menaik dari nilai atau levelnya dari yang ditetapkan,
untuk memberikan input yang konstant pada diskriminator. Secara ideal dapat
dinyatakan bahwa diskriminator harus idealnya tidak menanggapi perubahan
amplitudo tetapi hanya perubahan frekuensi.
Gambar 9 di bawah ini memperlihatkan rangkaian
limitter dengan transistor. Ingat bahwa RC membatasi tegangan catu DC ke
kolektor. Secepat input menaik, terjadilah pemotongan puncak sinyal akibat
terbatasnya tegangan kolektor karena seperti diketahui, output transistor tidak
akan dapat melampaui tegangan VCC. Sedangkan rangkaian tangki pada bagian
output ditala pada frekuensi tengah dari sinyal untuk meningkatkan
selektivitas, dan merubah sinyal input yang belum sinus akibat pemotongan
menjadi sinus.
Discriminator:
berfungsi memungut kembali informasi dari frekuensi tinggi pembawanya.
Discriminator dapat juga disebut detektor pada sistem AM. Dapat juga di
definisikan sebagai rangkaian yang merubah variasi frekuensi atau variasi fasa
menjadi variasi amplitudo.
Deemphasis:
adalah rangkaian yang dipasangkan setelah detektor yang berfungsi mengembalikan
frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi (informasi) kembali pada level
amplitudo yang setara dengan frekuensi rendahnya. Seperti diketahui, untuk
menekan noise, pada pemancar dilakukan preemphasis dimana level amplitudo
frekuensi tinggi dari intelejen frekuensi dinaikkan.
AGC:
(Automatic Gain Control) Seperti telah kita pelajari bahwa pada Pesawat
penerima AM kita temui adanya AGC. Kemudian pada FM Receiver yang
menggunakan rangkaian limitter dibutuhkan juga rangkaian AGC ini. Radio
penerima FM model lama juga dilengkapi dengan AFC (Automatic Frequency
Control). Rangkaian ini berfungsi mengontrol kestabilan frekuensi osilator
lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak stabilan frekuensi lokal osilator
menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi pembawa. Hal itu disebabkan saat
itu belum ditemukannya cara untuk membuat LC osilator yang bekerja pada daerah
sekitar 100 MHz dengan frekuensi yang cukup stabil dan ekonomis. Mixer,
osilator lokal dan penguat IF pada dasarnya sama dengan yang telah didiskusikan
pada AM. Hanya harus dicatat bahwa pada sistem FM, frekuensi IF nya adalah 10,7
MHz. Daerah kerja Frekuensi FM sebesar 88 Mhz -108 Mhz.
CARA KERJA FREKUENSI GELOMBANG RADIO FM
Untuk dapat mengirimkan data melalui udara diperlukan suatu device yang dapat melakukan proses penumpangan data digital kepada gelombang pembawa (carrier). Radio Frequency FM data transceiver adalah sebuah device yang dapat mengirimkan data melalui media udara (wireless). Device tersebut dapat melakukan proses penumpangan data digital terhadap gelombang pembawa dengan frekuensi yang lebih tinggi untuk kemudian dipancarkan ke udara oleh pemancar. Pada bagian penerima, gelombang pembawa yang mengandung data digital diterima oleh Radio Frequency FM dibagian penerima.
Pada pengiriman informasi, sistem FM
banyak digunakan dibandingkan dengan sistem AM. Jika dibandingkan dengan sistem
AM, maka FM memiliki beberapa keunggulan diantaranya. Lebih tahan noise
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada pada range frekuensi 88 MHz –
108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan
baik dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari
sistem modulasi ini tidak jauh jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana
panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan oleh
penurunan level daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara Line Of
Sight (LOS). Bandwidth yang lebar.
Lebar (band) FM terletak
pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi dimana tersedia
bandwidth yang lebih lebar dari pada band siaran AM dengan panjang gelombang
medium (MW = Medium Wave). Bandwidth yang lebar pada saluran FM juga
memungkinkan untuk memuat dua saluran yaitu data atau audio.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar